Individu
berasal dari kata in-devide yang berarti tak dapat dibagi atau dipecah, yang
berarti perorangan, atau diri pribadi. Setiap individu lazim memiliki ciri –
ciri khas yang melekat (built in) dalam dirinya, sehingga memberikan identitas
khusus, yang disebut kepribadian.
Tidak
seperti kerumunan bebek. Ternyata masyarakat yang juga da[at disebut sebagai
kerumunan atau himpunan manusia, menuntut setiap individu untuk :
1. Memiliki kedudukan dan peranan
tertentu dalam lingkungannya.
2. Memiliki tingkah laku yang khas
(tidak seperti bebek)
3. Memiliki kepribadian
Artinya
jika ketiga hal tersebut tidak berhasil dimiliki seseorang, maka orang itu akan
cenderung tidak disenangi oleh orang – orang lain di sekitarnya (masyarakat).
Seseorang
yang tidak diketahui apa kedudukannya, atau apa peranannta dalam masyarakat
tidak akan dihormati oleh orang lain. Demikian pula, masyarakat cenderung tidak
menyenangi orang-orang yang tidak memiliki tingkah laku yang khas atau tidak
memiliki kepribadian.
Menyadari
tuntutan masyarakt itu, maka dalam hidupnya, setiap individu akan berusaha
keras untuk daoat memiliki ketiga hal di atas. Proses dimana setiap individu
berusaha memiliki ciri-ciri dimaksud, dalam ilmu social disebut sebagai proses
individualisasi atau proses aktualisasi diri.
Proses
itulah yang secara umum dikenal luas sebagai proses menjadi dewasa. Akan tetapi
karena pengertian kedewasaan kadang-ladang diterjemahkan naïf, hanya berkaitan
dengan usia seseorang, maka ilmu sosial lebih memilih istilah individualisasi
atau aktualisasi diri.
Akan
halnya tingkah laku yang khas, dalam interaksinya dengan lingkungannya, ada
tiga kemungkinan sikap individu sebagai berikut:
1. Menyimpang
dari norma
2. Menyesuaikan
diri secara pasif atau takluk dkepada lingkungan (autopasti)
3. Mempengaruhi
masyarakta, sebagai agent of change (Alloplastis)
Diantara
tiga kemungkinan sikap individu itu, tentu saja sikap yang menyimpang dari
norma adalah sikao yang paling tidak disenangi oleh masyarakat. Sehingga timbul
umpatan seperti: tidak sopan, kurang ajar, bahkan biadab sering ditunjukkan
kepada seseorang.
KELUARGA
Ilmu
Sosial mendeskripsikannya sebagai:”satuan sosial terkecil (yang dimiliki
manusia sebagai makhluk sosial), yang ditandai oleh adanya kerja sama di bidang
ekonomi’.
Keluarga
juga disebut kelompok pertama (primary group), karena setiap keluarga
akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dan sikap,
serta perilaku.
Menurut
William J.Goode (1983), keluarga dibentuk dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemuas
kebutuhan individual
2. Reproduksi
3. Pemeliharaan
4. Sosialisasi
5. Penempatan
anak dalam mayarakat
6. Pengaturan
seksual
7. Kontrol
sosial
Keluarga
mempunyai fungsi sebagai pemuas kebutuhan pribadi, dapat ditunjuk contoh
konkret misalnya di bidang cinta., kebutuhan seks, maupun kebutuhan untuk
menjaga rahasia pribadi.
Fungsi
reproduksi mengandung arti beranak pinak, atau melahirkan keturunan.
Adapun
fungsi sosialisasi, yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk
membimbing, atau memperkenalkan dan mengertikan norma-norma kehidupan kepada
anak-anaknya. Ini berkaitan pula dengan fungsi menemptkan anak dalam
masyarakat, agar sang anak memahami tatakrama pergaulan dengan orang-orang di
sekelilingnya.
Sedangkan
fungsi pengaturan seksual, adalah fungsi untuk melestarikan atau membudayakan
aturan-aturan berhubungan seksual pada manusia. Pengaturan seksual sebagai
fungsi keluarga, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a) Menananmkan
norma-norma keabsahan (norm of legitimacy) dalam berhubungan seks.
Misalnya tidak boleh berhunbungan seks dengan orang yang bukan istri atau suami
yang sah.
b) Menegakkan
tabu-tabu dalam hubungan seks dengan keluarga dekat. Misalnya: tabu berhubungan
seks dengan keluarga dekat atau di masa pertunangan.
c) Mencegah
penyimpangan dalam hubungan seksual. Misalnya: perzinahan, semen leven (kumpul
kebo), pergundikan (konkubinasi), dan melahirkan sebelum menikah.
Dan
fungsi sosial yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk selalu
mengawasi atau mengontrol anak-anaknya, agar tidak menyimpang atau ahkan
melanggar aturan-aturan hidup bermasyarakat.
MASYARAKAT
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta
alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan
dalam suatu masyarakat.
a. Arti
Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut
di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi
dunia.
1. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
b. Faktor-Faktor
/ Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut
Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan
minimal dua orang
2. Anggotanya
sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan
dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi
sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
c. Ciri
/ Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada
sistem tindakan utama.
2. Saling
setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu
bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian
atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia
INTERAKSI
SOSIAL
Faktor
– Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial Interaksi sosial terbentuk
oleh factor – factor berikut ini :
1. Tindakan
Sosial
Tidak
semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang
pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut
MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat .
2. Kontak
Sosial
Dalam
kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara:
1. Kontak Sosial yang dilakukan
menurut cara pihak– pihak yang berkomunikasi.
2. Kontak Sosial yang dilakukan
menurut terjadinya proses komunikasi.
Bentuk
– Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok dan organisasi
sosial .
1. Bentuk
Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .
A. Interaksi
antara individu dan individu
Individu
yang satu memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya .
Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur ,
bercakap – cakap \ mungkin bertengkar .
B. Interaksi
antara individu dan kelompok.
Bentuk
interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang
berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa
kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi
antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk
interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok
lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain
.
2. Bentuk
Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya .
A. Imitasi
Imitasi
adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh :
Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
B. Identifikasi
Identifikasi
adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh :
Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka
mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
C. Sugesti
Sugesti
dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada
kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan
dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan
akibatnya kelak .
D. Motivasi
Motivasi
juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas
dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya
mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .
E. Simpati
Perasaan
simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu
lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu
timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan
menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.
F. Empati
Empati
itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita
melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka
perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
Sumber
berita : kompas.com ,Ris
sumber : https://misngah.wordpress.com/2012/11/01/individu-keluarga-masyarakat-dan-interaksi-sosial/
Individu
berasal dari kata in-devide yang berarti tak dapat dibagi atau dipecah, yang
berarti perorangan, atau diri pribadi. Setiap individu lazim memiliki ciri –
ciri khas yang melekat (built in) dalam dirinya, sehingga memberikan identitas
khusus, yang disebut kepribadian.
Tidak
seperti kerumunan bebek. Ternyata masyarakat yang juga da[at disebut sebagai
kerumunan atau himpunan manusia, menuntut setiap individu untuk :
1. Memiliki kedudukan dan peranan
tertentu dalam lingkungannya.
2. Memiliki tingkah laku yang khas
(tidak seperti bebek)
3. Memiliki kepribadian
Artinya
jika ketiga hal tersebut tidak berhasil dimiliki seseorang, maka orang itu akan
cenderung tidak disenangi oleh orang – orang lain di sekitarnya (masyarakat).
Seseorang
yang tidak diketahui apa kedudukannya, atau apa peranannta dalam masyarakat
tidak akan dihormati oleh orang lain. Demikian pula, masyarakat cenderung tidak
menyenangi orang-orang yang tidak memiliki tingkah laku yang khas atau tidak
memiliki kepribadian.
Menyadari
tuntutan masyarakt itu, maka dalam hidupnya, setiap individu akan berusaha
keras untuk daoat memiliki ketiga hal di atas. Proses dimana setiap individu
berusaha memiliki ciri-ciri dimaksud, dalam ilmu social disebut sebagai proses
individualisasi atau proses aktualisasi diri.
Proses
itulah yang secara umum dikenal luas sebagai proses menjadi dewasa. Akan tetapi
karena pengertian kedewasaan kadang-ladang diterjemahkan naïf, hanya berkaitan
dengan usia seseorang, maka ilmu sosial lebih memilih istilah individualisasi
atau aktualisasi diri.
Akan
halnya tingkah laku yang khas, dalam interaksinya dengan lingkungannya, ada
tiga kemungkinan sikap individu sebagai berikut:
1. Menyimpang
dari norma
2. Menyesuaikan
diri secara pasif atau takluk dkepada lingkungan (autopasti)
3. Mempengaruhi
masyarakta, sebagai agent of change (Alloplastis)
Diantara
tiga kemungkinan sikap individu itu, tentu saja sikap yang menyimpang dari
norma adalah sikao yang paling tidak disenangi oleh masyarakat. Sehingga timbul
umpatan seperti: tidak sopan, kurang ajar, bahkan biadab sering ditunjukkan
kepada seseorang.
KELUARGA
Ilmu
Sosial mendeskripsikannya sebagai:”satuan sosial terkecil (yang dimiliki
manusia sebagai makhluk sosial), yang ditandai oleh adanya kerja sama di bidang
ekonomi’.
Keluarga
juga disebut kelompok pertama (primary group), karena setiap keluarga
akan melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadian dan sikap,
serta perilaku.
Menurut
William J.Goode (1983), keluarga dibentuk dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Pemuas
kebutuhan individual
2. Reproduksi
3. Pemeliharaan
4. Sosialisasi
5. Penempatan
anak dalam mayarakat
6. Pengaturan
seksual
7. Kontrol
sosial
Keluarga
mempunyai fungsi sebagai pemuas kebutuhan pribadi, dapat ditunjuk contoh
konkret misalnya di bidang cinta., kebutuhan seks, maupun kebutuhan untuk
menjaga rahasia pribadi.
Fungsi
reproduksi mengandung arti beranak pinak, atau melahirkan keturunan.
Adapun
fungsi sosialisasi, yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk
membimbing, atau memperkenalkan dan mengertikan norma-norma kehidupan kepada
anak-anaknya. Ini berkaitan pula dengan fungsi menemptkan anak dalam
masyarakat, agar sang anak memahami tatakrama pergaulan dengan orang-orang di
sekelilingnya.
Sedangkan
fungsi pengaturan seksual, adalah fungsi untuk melestarikan atau membudayakan
aturan-aturan berhubungan seksual pada manusia. Pengaturan seksual sebagai
fungsi keluarga, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a) Menananmkan
norma-norma keabsahan (norm of legitimacy) dalam berhubungan seks.
Misalnya tidak boleh berhunbungan seks dengan orang yang bukan istri atau suami
yang sah.
b) Menegakkan
tabu-tabu dalam hubungan seks dengan keluarga dekat. Misalnya: tabu berhubungan
seks dengan keluarga dekat atau di masa pertunangan.
c) Mencegah
penyimpangan dalam hubungan seksual. Misalnya: perzinahan, semen leven (kumpul
kebo), pergundikan (konkubinasi), dan melahirkan sebelum menikah.
Dan
fungsi sosial yang dimaksud adalah tugas setiap ayah dan ibu untuk selalu
mengawasi atau mengontrol anak-anaknya, agar tidak menyimpang atau ahkan
melanggar aturan-aturan hidup bermasyarakat.
MASYARAKAT
Manusia
merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta
alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan
lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan
dalam suatu masyarakat.
a. Arti
Definisi / Pengertian Masyarakat
Berikut
di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi
dunia.
1. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
4. Menurut
Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
b. Faktor-Faktor
/ Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut
Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :
1. Berangotakan
minimal dua orang
2. Anggotanya
sadar sebagai satu kesatuan.
3. Berhubungan
dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi
sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama
lain sebagai anggota masyarakat.
c. Ciri
/ Kriteria Masyarakat Yang Baik
Menurut
Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan
manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.
1. Ada
sistem tindakan utama.
2. Saling
setia pada sistem tindakan utama.
3. Mampu
bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
4. Sebagian
atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi manusia
INTERAKSI
SOSIAL
Faktor
– Faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial Interaksi sosial terbentuk
oleh factor – factor berikut ini :
1. Tindakan
Sosial
Tidak
semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya : Seorang
pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam – diam . Menurut
MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu – individu lainnya dalam masyarakat .
2. Kontak
Sosial
Dalam
kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara:
1. Kontak Sosial yang dilakukan
menurut cara pihak– pihak yang berkomunikasi.
2. Kontak Sosial yang dilakukan
menurut terjadinya proses komunikasi.
Bentuk
– Bentuk interaksi yang mendorong terjadinya lembaga , kelompok dan organisasi
sosial .
1. Bentuk
Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .
A. Interaksi
antara individu dan individu
Individu
yang satu memberikan pengaruh , rangsangan \ Stimulus kepada individu lainnya .
Wujud interaksi bisa dalam dalam bentuk berjabat tangan , saling menegur ,
bercakap – cakap \ mungkin bertengkar .
B. Interaksi
antara individu dan kelompok.
Bentuk
interaksi antara individu dengan kelompok : Misalnya : Seorang ustadz sedang
berpidato didepan orang banyak . Bentuk semacam ini menunjukkan bahwa
kepentingan individu berhadapan dengan kepentingan kelompok .
C. Interaksi
antara Kelompok dan Kelompok
Bentuk
interaksi seperti ini berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok
lain . Contoh : Satu Kesebelasan Sepak Bola bertanding melawan kesebelasan lain
.
2. Bentuk
Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya .
A. Imitasi
Imitasi
adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara- cara orang lain. Contoh :
Seorang anak sering kali meniru kebiasan – kebiasan orang tuanya .
B. Identifikasi
Identifikasi
adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang ditirunya . Contoh :
Seorang anak laki – laki yang begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka
mengidentifikasikan dirinya menjadi sama dengan ayah nya .
C. Sugesti
Sugesti
dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok . Kelompok kepada
kelompok kepada seorang individu . Contoh : Seorang remaja putus sekolah akan
dengan mudah ikut-ikutan terlibat “ Kenalan Remaja “ . Tanpa memikirkan
akibatnya kelak .
D. Motivasi
Motivasi
juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.Contoh : Pemberian tugas
dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu bentuk motivasi supaya
mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung jawab .
E. Simpati
Perasaan
simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau suatu
lembaga formal pada saat –saat khusus. Misalnya apabila perasaan simpati itu
timbul dari seorang perjaka terhadap seorang gadis / sebaliknya kelak akan
menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih saying.
F. Empati
Empati
itu dibarengi perasaan organisme tubuh yang sangat dalam. Contoh jika kita
melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita, maka
perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.
Sumber
berita : kompas.com ,Ris
sumber : https://misngah.wordpress.com/2012/11/01/individu-keluarga-masyarakat-dan-interaksi-sosial/
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar